get app
inews
Aa Read Next : Nenek di Rohil Tewas Dibanting Perampok, Sikat HP dan Uang

Bakar Tongkang, Budaya Etnis Tionghoa yang Sudah Dilestarikan Ratusan Tahun di Rohil

Kamis, 06 Juli 2023 | 22:08 WIB
header img
Perayaan Bakar Tongkang (Foto iNewsPekanbaru.id)

ROHIL, iNewsPekanbaru.id- Warga etnis Tianghoa kembali kembali tumpah ruah mendatangi Kota Bagansiapiapi, Ibu Kota Rokan Hilir (Rohil) Riau. Mereka datang dari berbagai daerah di Tanah Air dan juga mancanegara. 

Ya, mereka berkumpul di "Cina Town" untuk memeriah Tradisi Bakar Tongkang.  Tradisi Bakar Tongkang  ini dilakukan untuk memperingati kehadiran masyarakat Tionghoa ke Bagansiapiapi pada tahun 1820 silam yang datang dari Negeri Tiongkok menggunakan kapal ke daerah yang berjuluk Negeri Seribu Kubah itu.

Iven pariwsita ini digelar dari 2 sampai 4 Juli 2023. Kegiatan kebudayaan yang juga dibarengi ritual keagamaan ini berjalan cukup meriah. Puluhan ribu warga dari berbagai negara seperti, Malaysia, Tiongkok, Thailand, Singapura dan lainnya memadati lokasi acara.

Sebelum melakukan bakar tongkang, para warga Tionghoa ini memanjatkan doa doa dan juga mengadakan berbagai macam kesenian China. Kemudian pada acar apuncak yakni 4 Juli 2023, puluhan ribu warga itu mendatangi Klenteng Ing Hok Kiong tempat disemayamkan replika kapal yang akan dibakar.

"Setelah tiga tahun penyelenggaraan event Bakar Tongkang ditiadakan akibat pandemi Covid19, kini dapat kita saksikan kembali Tradisi Pariwisata Nasional Bakar Tongkang. Event ini selalu dinantikan oleh masyarakat Tionghoa, baik dari domestik maupun masyarakat Tionghoa dari mancanegara," kata Gubernur Riau Syamsuar di Bagansiapiapi.


Pada sore hari kapal warna warni dibawa dari Ing Hok Kiong, klenteng tertua di Rokan Hilir itu. Kapal replika yang di tengahnya ada dia tiang layar ini dibawa dengan cara dipikul beramai ramai. Sementara warga Tionghoa lain ada yang berada dibarisan depan dan belakang reflika kapal. Mereka terus memanjatkan doa doa. Sementara alunan musik Tionghoa terus bergema tiada henti. Bagi warga Tionghoa yang tidak ikut dalam pawai, mereka menunggu di depan rumah. Mereka memberikan aneka minuman botol dan kaleng bagi siapa saja yang melintas.

Tongkang inipun diarak sepanjang 1,2 kilometer dari klenteng ke lokasi yang sudah disiapkan. Di lokasi yang cukup luas itu, sudah ditebar sebanyak jutaan kertas doa doa. Kemudian kapal replika itu ditaruh di tengah tengah kertas doa doa. Setelah melakukan ritual sekitar pukul 17.00 WIB kapal mulai dibakar. Puluhan ribu warga menyaksikan tradisi itu.


Tibalah yang ditunggu bagi warga Tianghoa yakni meyaksikan kemana arah jatuhnya tiang di kapal replika. Ternyata untuk tahun ini tiang jatuh ke arah laut."Menurut kepercayaan warga Tionghoa Bagansiapiapi, arah jatuhnya tiang menunjukkan keselamatan dan peruntungan usaha. Di mana peruntungan tahun ini berada di laut berdasarkan jatuhnya tiang," ucap Kepala Dinas Pariwisata Riau, Roni Rahmat.


Bagi warga Tionghoa, ritual bakar tongkang atau biasa disebut Sio Ong Cuan merupakan salah satu bentuk ungkapan terima kasih atas segala yang diberikan Sang Pencipta. Tradisi ini sudah berjalan sekira satu abad.

Banyak versi sejarah yang melatarbelakangi ritual unik warga Tionghoa itu. Namun catatan yang paling dipercaya, tradisi ini dimulai sejak hijrahnya 18 orang Tionghoa bermarga Ang ke Bagan Siapiapi karena dikejar penguasa Siam di daratan China.

Mereka menggunakan tiga kapal kayu yang disebut wang kang atau tongkang. Mereka orang Tiongkok yang migrasi ke Desa Songkla di Thailand pada tahun 1825.

Masa migrasi di Thailand tidak berlangsung lama. Orang Tiongkok pendatang dimusuhi penduduk asli hingga terjadi kerusuhan. Karena sadar keberadaan mereka membawa pertikaian, mereka pun pergi.

Kemudian mereka berlayar menggunakan tiga kapal mencari tempat baru yang aman. Di tengah perjalanan, dua tongkang tenggelam dihantam badai. Hanya satu kapal yang selamat dan sampailah mereka di Bagan Siapiapi yang dulu masih berupa hutan.

Hasanto, tokoh Tionghoa Bagan, saat l menuturkan, di haluan tongkang yang selamat itu terdapat patung Dewa Tai Sun. Satu patung lagi, yakni Dewa Ki Ong Ya berada di rumah kapal.

Tai Sun, dalam kepercayaan orang Tionghoa, merupakan dewa yang tidak memiliki rumah dan dikenal sebagai pengembara. Menurut kepercayaan, dua dewa itulah yang mendatangkan keselamatan para pengembara hingga selamat sampai Bagan.

Sementara itu, Kapolres s Rohil AKBP Andrian Pramudianto mengatakan selama perayaan Bakar Tongkang situasi aman dna lancar.Dijelaskanya, bahwa dari mulai awal perayaan hingga pucak sebanyak 730 personel gabungan yang dikerahkan.

"Personel gabungan itu dari Polres Rokan Hilir sebanyak 250, dari Brimob 110 ada personel, Polda Riau 80, TNI 100, Satpol PP 150, dan Dishub 40 personel," ujar Kapolres Rohil AKBP Andrian.
 

Editor : Banda Haruddin Tanjung

Follow Berita iNews Pekanbaru di Google News Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut