Rokan Hulu ,iNewsPekanbaru.id – Mengetahui warga resah dengan keberadan hama tikus, personil TNI-AD bersama Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Rokan Hulu, Riau, kompak memburu tikus bersama petani,
Kegiatan itu dilakukan menjelang memasuki musim tanam pada bulan Mei 2024. Mereka ikut ‘berperang’ melawan hewan pengerat itu dengan menggunakan alat Alfostran dan Belerang yang di masukkan ke dalam lubang persembunyian tikus.
Seperti yang disampaikan personil TNI-AD, Babinsa Koramil 02 Rambah Kodim 0313/KPR Serka GSO. Sinaga, acara berburu tikus ini dilakukan secara bersama-sama.
“Yang kami lakukan ini merupakan bagian dari upaya membantu pendampingan terhadap petani dalam upaya peningkatan ketahanan pangan. Saya berharap, dengan turunnya Babinsa ke sawah dapat menambah semangat para petani,” kata GSO. Sinaga di areal persawahan yang ada di Desa Pasir Maju, Kecamatan Rambah, Kabupaten Rokan Hulu Rabu (15/5/2024)..
Berperang, membasmi hama tikus diikuti personil TNI, Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura beserta petani berlangsung dengan seru. Sebab, pada saat kegiatan telah di bentuk kelompok-kelompok kecil dalam memburu tikus.
Kegiatan itu dinilai efektif dalam menekan perkembangbiakan binatang pengerat dengan menyisir sebagian besar dinding pematang ataupun tanggul yang ditengarai sebagai sarang Tikus.
Perburuan diawali dengan memasukkan alat Alfostran dan membakar blerang yang sudah di persiapkan lalu di masukkan di setiap lubang tikus. Setelah lubang hama yang diburu diasapi lalu di tutup dengan menggunakan tanah.
Petugas Pengendali Organisme Penganggu Tanaman (POPT) Kecamatan Rambah Masrida Wati (41) yang teribat dalam kegiatan tersebut mengatakan, dalam pengendalian hama tikus ada tiga cara.
“Yang pertama kita mencari lubang-lubang aktif di pematang sawah kita adakan komigasi yaitu dengan alat Alfostran yang kedua bisa pakai umpan beracun dan yang ketiga bisa pakai glerat,” paparnya.
Dia menambahkan, hama tikus dapat merusak tanaman padi.
“Tikus itu dapat merusak tanam padi hingga padi dibawa kerumah. Tikus itu sifatnya pengerat. Dimana potongan dari gigi tikus berbentuk miring pada batang padi dimana giginya semakin tajam sehingga serangannya akan semakin mengenak mulai dari umbi sampai kebuahnya. Langkah kami pada saat ini mencari lubang-lubang aktif dengan menggunakan alat Alfostran,” tegasnya.
Sementara itu ketua kelompok tani Mitra Karya Mukti Anas Toibah (36) menjelaskan untuk luas lahan yang di miliki se desa Pasir Maju.
“Kalau di kelompok tani Mitra Karya Mukti luas lahan ada sekitar 18 hektar pak. Jika satu desa pasir maju, itu ada sekitar 60 hektar pak,” kata Anas Toibah.
Dia menambahkan, selain hama, air juga menjadi kendala dalam memenuhi kebutuhan di dalam persawahan.
“Hama tikus ini sangat menggangu kami pak, karna dengan adanya hama tikus ini dapat mengurangi hasil panen kami. Biasanya hasil panen kami perhektar 4 ton pada musim tanam kemaren, sekarang jauh menurun pak,”.
“Air kadang kita harus bergilir pak, dua hari sekali sampai tiga hari sekali. Saluran irigasi di desa kami ada pak, tetapi kurang memadai. Kendalanya, adanya kolam di sekitar saluran irigasi yang mengakibatkan saluran air kurang maksimal sampai kesawah,” ungkap Anas Toibah.
Dia berharap kepada pemerintah kiranya dapat memperhatikan pasokan air ke sawah.“Saya berharap, debit air tolong ditambah. Soalnya mendapatkan air ke sawah kami sangat kurang debit airnya pak, harapnya.
Editor : Banda Haruddin Tanjung