PEKANBARU, iNewsPekanbaru.id — Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau Selasa (12/8/20225) menyampaikan kabar duka. Seekor anak gajah Sumatera (Elephas maximus sumatranus) yang dievakuasi dari Desa Gunung Mulya, Kabupaten Kampar, tidak dapat diselamatkan meskipun telah dirawat secara intensif. Anak gajah tersebut dinyatakan mati pada 11 April 2025 sekitar pukul 05.00 WIB.
Anak gajah ini pertama kali ditemukan pada 10 Maret 2025. Petugas telah mencoba menyatukannya kembali dengan induk dan kelompoknya, namun gagal. Anak gajah lalu dievakuasi ke Pusat Latihan Gajah (PLG) Minas di Kabupaten Siak untuk perawatan. Selama tiga hari di sana, anak gajah menolak susu formula dan ditolak oleh gajah-gajah lain yang coba dijadikan induk asuh.
Karena upaya di PLG Minas tidak berhasil, anak gajah dipindahkan ke PLG Sebanga di Kabupaten Bengkalis dengan harapan mendapat induk asuh baru. Namun, harapan itu kembali pupus karena induk gajah di sana juga menolak. Tim medis akhirnya memberikan nutrisi berupa buah-buahan dan mengawasi intensif anak gajah yang cenderung hiperaktif tersebut.
"Kondisi anak gajah menurun drastis pada 8 April 2025. Tim medis berupaya memberikan nutrisi dan elektrolit hingga kondisinya membaik. Namun, pada 10 April 2025, kesehatannya kembali memburuk, hingga akhirnya dinyatakan mati," kata Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau, Supartono, Selasa (12/8/2025).
Hasil nekropsi atau bedah bangkai menunjukkan penyebab kematian diduga karena peradangan pada lambung dan usus. Untuk diagnosis lebih lanjut, sampel organ dikirim ke laboratorium. Hasil tes menunjukkan anak gajah negatif virus Elephant Endotheliotropic Herpes Virus (EEHV). Kematian anak gajah bernama Yumi dipicu sejak induknya menghilang sejak beberapa bulan terakhir.
Berdasarkan uji histopatologi yang dilakukan di Institut Pertanian Bogor (IPB), penyebab kematian anak gajah ini adalah:
Pneumonia, yang menyebabkan gagal pernapasan.
Gastroenteritis (radang lambung dan usus), yang mengakibatkan dehidrasi dan malnutrisi.
Kondisi stres, akibat terpisah dari induk dan kawanannya, yang menurunkan sistem kekebalan tubuhnya.
BBKSDA Riau akan melakukan upaya pencegahan, seperti pemeriksaan kesehatan, pemberian nutrisi, dan perawatan intensif untuk mencegah kematian serupa di masa depan.
Editor : Banda Haruddin Tanjung
Artikel Terkait