Serangan Zionis Israel Tewaskan 15 Warga di Lebanon, Targetkan Kamp Pengungsi Palestina
BEIRUT, iNewsPekanbaru.id – Ketegangan di perbatasan Lebanon-Israel kembali memuncak menyusul serangan udara mematikan yang dilancarkan militer Israel ke Lebanon selatan pada Selasa (18/11/2025). Serangan yang menargetkan kamp pengungsi Palestina Ein El Hilweh di pinggiran Kota Sidon ini disebut otoritas Lebanon sebagai "aksi brutal" terhadap warga sipil.
Menurut laporan terbaru, total korban tewas akibat serangkaian serangan ini mencapai sedikitnya 15 orangInsiden utama terjadi di dalam kamp pengungsi Ein El Hilweh. Berdasarkan laporan kantor berita pemerintah Lebanon, NNA: Serangan dilancarkan menggunakan drone Israel. Target serangan adalah sebuah mobil yang terparkir di dekat area masjid di dalam kamp. Sedikitnya 13 orang tewas di lokasi tersebut, dan empat warga lainnya mengalami luka-luka, berdasarkan keterangan Kementerian Kesehatan Lebanon.
Selain menargetkan kamp, otoritas Lebanon juga melaporkan bahwa Israel menargetkan sejumlah mobil di lokasi lain, menyebabkan dua korban tewas tambahan. Serangan beruntun ini memicu kecaman luas dan meningkatkan kekhawatiran akan konflik yang lebih besar.
Serangan ini langsung memicu reaksi keras dari kedua belah pihak.Pemerintah Lebanon mengutuk serangan tersebut sebagai tindakan brutal terhadap warga sipil. Sementara itu, kelompok perlawanan Palestina Hamas mengecam keras serangan itu, menyebutnya sebagai "agresi biadab" dan "pelanggaran terang-terangan terhadap kedaulatan Lebanon."
Hamas membantah klaim Israel mengenai adanya fasilitas pelatihan di kamp pengungsi di Lebanon, menilai tuduhan tersebut sekadar "akal-akalan" untuk membenarkan penyerangan terhadap warga sipil Palestina yang hidup dalam kondisi rentan.
Di sisi lain, Juru Bicara Pasukan Pertahanan Israel (IDF), Avichay Adraee, mengonfirmasi serangan tersebut. Ia mengklaim targetnya adalah anggota Hamas yang sedang beraktivitas di kompleks pelatihan di dalam kamp pengungsi.
“Kami tidak akan menoleransi ancaman apa pun di perbatasan utara. Kami akan terus bertindak tegas terhadap upaya Hamas mendapatkan pijakan di Lebanon dan melenyapkan elemen-elemennya yang mengancam keamanan kami,” ujar Adraee.
Eskalasi ini merupakan bagian dari peningkatan ketegangan regional yang terjadi sejak pecahnya perang Israel-Gaza pada 7 Oktober 2023.
Dalam dua tahun terakhir, Israel memang telah beberapa kali menargetkan pejabat dan tokoh Palestina di Lebanon, termasuk anggota Hamas. Konflik di perbatasan utara semakin memanas ketika kelompok Hizbullah Lebanon menembakkan roket ke wilayah Israel sehari setelah perang Gaza dimulai, yang kemudian dibalas Israel dengan serangkaian serangan udara, menandai awal dari konflik perbatasan berkepanjangan.
Editor : Banda Haruddin Tanjung