Puspoll Minta Warga Siak Tak Takut Intimidasi, Tetap Jaga Persaudaraan Jelang PSU

Pekanbaru - Masyarakat Siak akan menggelar Pemilihan Suara Ulang ( PSU) di tiga tempat pemungutan suara ( TPS) sesuai putusan Mahkamah Konstitusi ( MK). Komisi Pemilihan Umum Daerah ( KPUD) telah memutuskan pemilihan akan digelar 22 Maret 2025.
Direktur Pusat Polling Indonesia ( Puspoll) Chamad Hojin mengatakan semua pihak harus menjaga proses PSU secara demokratis dan jujur serta adil. Tak boleh ada intervensi dalam proses pemiliham tersebut. " Kami yakin warga Siak sudah sangat dewasa dalam demokrasi dan mayoritas menginginkan perubahan agar Siak lebih baik," ujarnya saat dihubungi media.
Lebih lanjut Hojin mengungkapkan ada dua kecenderungan masyarakat saat ini yakni pro perubahan melawan status quo. Tampaknya warga semakin antusias untuk mendukung calon yang visi dan programnya ke arah perubahan dibanding status quo yang diwakili calon pasangan incumbent.
"Kejadian intimidasi oleh oknum pendukung pasangan calon 03 kepada pendukung dan calon pasangan calon 02 mengindikasikan gambaran tersebut," ujarnya
Hojin mengapresiasi warga Siak yang tetap menjaga persaudaraan dan harmoni sosial jelang PSU. Karena itu para calon bupati/ wakil bupati juga harus menjaga tim sukses dan pendukungnya agar tetap tertib dan damai.
Terkaot insiden intimidasi dari tim pendukung pasangan calon 03 ke pasangan calon 02, Puspoll meminta Bawaslu untuk menindaknya agar tidak memprovokasi. Penyelenggara PSU yakni KPUD dan Bawaslu harus tegas dan adil. Jika tidak dilakukan akan membahayakan demokrasi yang sudah berjalan di Siak.
Sebagaimana diketahui, Insiden berawal ketika Darwis yang mendukung Paslon 03 tiba-tiba mendatangi Afni Z dan beberapa warga yang sedang berbuka puasa di rumah Dewi, seorang warga setempat.
Sembari merekam video, Darwis menuduh Afni Z berkampanye di acara berbuka puasa tersebut, dan melarang kegiatan itu dilakukan di rumah warga.
Dewi, tuan rumah yang mengundang Afni Z, menjelaskan bahwa acara berbuka puasa tersebut tidak dimaksudkan sebagai kampanye politik.
"Saya yang mengundang Bu Afni untuk berbuka puasa, lagipula soal pilihan hati kan masing-masing. Kami tidak ada berkampanye, hanya berbuka puasa bersama," ujar Dewi.
Namun, Darwis tetap bersikeras bahwa kegiatan itu merupakan bagian dari kampanye, yang memicu ketegangan antara kedua belah pihak.
Editor : Banda Haruddin Tanjung