"Berarti betul sama kayak Bang Paulus (putra ketiga Luhut Pandjaitan, red) ya, pung?" tanya sutradara film Ngeri-ngeri Sedap, Bene Dion Rajagukguk,
"Ya hampir mirip-miriplah," jawab Luhut Pandjaitan.
Setelah itu, Luhut pun mengungkapkan alasannya mengapa ia lebih memilih jadi tentara ketimbang masuk ITB.
Saat masih duduk di bangku sekolah dasar (SD), Luhut Pandjaitan mengaku terkesan dengan para prajurit Resimen Para Komando Angkatan Darat atau RPKAD (sekarang Kopassus) yang diterjunkan di Rumbai, Pekanbaru, di tahun 1958.
Para tentara dari RPKAD ini berhasil mengatasi pemberontakan Perjuangan Semesta atau Perjuangan Rakyat Semesta (Permesta) di Pekanbaru.
Terkesima dengan perjuangannya, Luhut Panjdaitan pun sempat bertemu dengan para prajurit. Menurutnya, para prajurit itu berhasil menguasi kembali Pekanbaru menjadi kota yang aman.
"Dulu waktu (pemberontakan) Permesta (Perjuangan Semesta atau Perjuangan Rakyat Semesta), kan RPKAD mendarat di Pekanbaru, tahun 1958 ya," papar Luhut Pandjaitan.
"Gara-gara melihat mereka (RPKAD, red) mendarat di situ?" tanya Oki Rangga.
Terkesima dengan perjuangan para RPKAD, Luhut Padjaitan pun tertarik ingin menjadi tentara. Menurutnya, pra prajurit itu berhasil menjadi sosok yang menguasai Pekanbaru dan mengembalikan kota menjadi aman.
"Saya ketemu mereka di Rumbai, saya ingat tuh malam-malam, saya SD kelas berapa itu, nah itulah membuat saya pengen masuk tentara," papar Luhut Pandjaitan.
"Mereka (RPKAD, red) menguasai Pekanbaru dengan jumlah yang kecil, dengan segera mengontrol Pekanbaru," kata Luhut Pandjaitan.
"Jadi karena melihat mungkin oh tampilannya keren ya," ucap Boris Bokir Manullang.
"Ya, jadi kan masa kecil, kita lihat sesuatu yang berkesan kan, saya juga berkesan," pungkas Luhut Pandjaitan.
Selama karir militernya, Luhut Panjaitan diketahui banyak dihabiskan di Komando Pasukan Khusus (Kopassus) TNI Angkatan Darat (AD). (*)
Editor : Hikmatul Uyun
Artikel Terkait