Jelang Akhir Tahun, Riau Ajukan Penambahan Kuota Bio Solar 89 Ribu KL
Pekanbaru, iNews pekanbaru. id- Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Pemprov Riau mengajukan penambahan kuota Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis bio solar. Pengajuan penambahan kuota tersebut dilakukan melihat saat ini banyak antrean kendaraan di SPBU untuk pengisian BBM jenis bio solar.
Kepala Bidang Energi dan Energi Baru Terbarukan Dinas ESDM Riau Baharufahmi ST MT mengatakan, pada tahun 2025 provinsi Riau mendapatkan kuota BBM jenis bio solar sebanyak 991.738 Kilo Liter (KL). Dengan kondisi seperti sekarang ini, pihaknya mengajukan penambahan kuota sebanyak 89.256 KL.
“Pemprov Riau telah mengajukan kuota BBM jenis bio solar ke BP Migas. Kuota penambahan yang diajukan sebanyak 89.256 KL. Sehingga nantinya kuota BBM jenis bio solar di Riau menjadi 1.080.994 KL,” katanya, Kamis.
Pihaknya berharap, dengan adanya penambahan pengajuan kuota tersebut, dapat mengatasi antrean di SPBU yang kerap terlihat di Riau belakangan ini. Apalagi memang biasanya, jelang akhir tahun konsumsi BBM mengalami peningkatan.
“Namun, realisasi pengajuan penambahan kuota BBM jenis bio solar tersebut tergantung pihak BP Migas. Karena realisasi penambahan kuota tersebut juga tergantung kemampuan APBN,” paparnya.
Terkait antrean yang banyak terjadi di SPBU belakangan ini, pihaknya juga sudah melaporkan kondisi tersebut kepada pihak Pertamina Patra Niaga. Dimana pihak Pertamina lah yang mengatur pendistribusian kuota BBM.
“Kami terus melakukan koordinasi dengan pihak Pertamina Patra Niaga, informasinya saat ini kuota BBM jenis bio solar di SPBU itu dibatasi. Jadi kalau sudah habis hari itu, maka harus menunggu hari selanjutnya lagi,” ujarnya.
Sementara itu, untuk BBM jenis Pertalite dilaporkan hingga akhir tahun persediaannya masih aman. Karena itu pihaknya tidak mengajukan penambahan kuota.
“Kalau BBM jenis Pertalite stoknya masih aman, bahkan hingga akhir tahun. Kemungkinan nanti saat libur Natal dan tahun baru konsumsinya mulai
[8/11, 18.17] Nanda: PEKANBARU – Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Riau mengambil langkah cepat menyikapi panjangnya antrean kendaraan pengisian Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Bio Solar di sejumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU).
Melihat kondisi tersebut, Dinas ESDM Riau telah mengajukan permohonan penambahan kuota Bio Solar kepada pihak berwenang.
Kepala Bidang Energi dan Energi Baru Terbarukan Dinas ESDM Riau, Baharufahmi ST MT, menjelaskan bahwa untuk tahun 2025, Provinsi Riau awalnya mendapatkan jatah Bio Solar sebanyak 991.738 Kilo Liter (KL). Namun, karena lonjakan permintaan yang menyebabkan antrean, pihaknya mengajukan penambahan kuota sebesar 89.256 KL.
"Pemerintah Provinsi Riau telah mengajukan penambahan kuota Bio Solar ke BP Migas. Dengan penambahan 89.256 KL ini, harapannya total kuota Bio Solar di Riau bisa mencapai 1.080.994 KL," ungkap Baharufahmi pada hari Kamis.
Pihaknya berharap penambahan kuota ini dapat menjadi solusi untuk mengatasi antrean panjang di SPBU yang belakangan ini sering terlihat di Riau. Peningkatan konsumsi BBM, terutama menjelang akhir tahun, memang menjadi faktor yang perlu diantisipasi.
Realisasi Tergantung Keputusan BP Migas dan APBN
Meskipun demikian, realisasi persetujuan penambahan kuota ini sepenuhnya bergantung pada keputusan BP Migas, mengingat penambahan kuota juga harus mempertimbangkan kemampuan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Terkait maraknya antrean, Dinas ESDM juga telah berkoordinasi dengan Pertamina Patra Niaga, pihak yang bertanggung jawab atas pendistribusian BBM.
"Kami terus berkoordinasi dengan Pertamina Patra Niaga. Informasinya, saat ini kuota Bio Solar di SPBU memang dibatasi. Jika stok untuk hari itu sudah habis, kendaraan harus menunggu jadwal pengisian di hari berikutnya," jelas Baharufahmi.
Stok Pertalite Diklaim Aman
Di sisi lain, untuk BBM jenis Pertalite, Dinas ESDM Riau memastikan bahwa persediaannya masih tergolong aman hingga akhir tahun, sehingga tidak diperlukan pengajuan penambahan kuota.
"Stok Pertalite masih aman, bahkan sampai akhir tahun. Kami memperkirakan peningkatan konsumsi baru akan terjadi menjelang libur Natal dan Tahun Baru," tutupnya.
Editor : Banda Haruddin Tanjung