iNewsPekanbaru.id - Profil pelajar Pancasila dirancang untuk menjawab satu pertanyaan besar, yakni peserta didik dengan profil (kompetensi) seperti apa yang ingin dihasilkan oleh sistem pendidikan Indonesia. Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5), sebagai salah satu sarana pencapaian profil pelajar Pancasila, memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengalami pengetahuan sebagai proses penguatan karakter sekaligus kesempatan untuk belajar dari lingkungan sekitar.
Dalam kegiatan proyek profil ini, peserta didik memiliki kesempatan untuk mempelajari tema-tema atau isu penting seperti perubahan iklim, anti radikalisme, kesehatan mental, budaya, wirausaha, teknologi, dan kehidupan berdemokrasi sehingga peserta didik dapat melakukan aksi nyata dalam menjawab isu-isu tersebut sesuai dengan tahapan belajar dan kebutuhannya.
"Melalui Program Kepala Sekolah Inovator yang diselenggarakan oleh Tanoto Foundation yang lounching beberapa waktu lalu di SDN 019 Tanjung Sawit Kecamatan Tapung, maka lahirlah kepala sekolah kepala sekolah yang memiliki inovasi terkait tentang manajemen P5,” jelas Muhammad Yudiantoyang merupakan Fasilitator daerah program PINTAR Penggerak Tanoto Foundation, Kabupaten Kampar.
Ditambahkan oleh Muhammad Yudianto, salah satu kepala sekolah adalah Rosmala Dewi,, selaku Kepala UPT SDN 035 Indrapuri, Kecamatan Tapung, Kabupaten Kampar, Riau yang telah sukses melaksanakan P5 di sekolah yang ia pimpin. Rosmala Dewi yang merupakan salah satu peserta program Kepala Sekolah Inovator. Ia merupakan kepala sekolah yang sangat haus akan ilmu, serta memiliki komitmen yang tinggi dalam pendidikan.
Selama mengikuti program tersebut telah berhasil membuat sebuah inovasi dalam manajemen P5 yang praktis dan efisien. Dipaparkannya bahwa semenjak menggunakan manajemen praktis hasil inovasi ini maka pelaksanaan P5 di sekolah terasa mudah sehingga yang terlibat tim dalam Pelaksanaan P5 menjadi bersemangat dan lebih dapat berkreasi dalam mengembangkan P5 dalam setiap Fasenya.
“Memang kita sudah melaksanakan P5 di sekolah, namun banyak kendala yang dihadapi terkait manjemen pengelolaan P5 ini. Kendala mulai dari kesulitan dalam membentuk tim proyek, menata program kerja, serta menentukan alokasi waktu,” imbuh Rosmala Dewi.
Tentunya dengan adanya kendala tersebut maka perjalanan pelaksanaan P5 belum sesuai dengan harapan yang diinginkan. Pelaksanaan P5 di UPT SDN 035 Indrapuri masih menuai kegagalan dimana P5 tersebut terlaksana namun tidak dengan maksimal. Tim proyek belum terbentuk dengan baik sehingga alur program kerja masih belum tertata.
Setelah mengikuti Program Kepala Sekolah inovator Rosmala Dewi,S.Pd sebagai kepala UPT SDN 035 Indrapuri merasakan perubahan dan pencerahan dalam manajemen pengeloaan proyek. Ia memahami cara pengelolaan proyek yang baik dan terarah. Dengan bekal pengetahuan yang didapat dari Program Kepala Sekolah Inovator tersebut, dia mencoba membuat inovasi dalam manajemen pengeloaan P5.
"Inovasi yang beliau lakukan berkenaan dalam manajemen yang masih tergolong rumit dipahami oleh tim proyek sebagai pelaksana program, menjadi sebuah manajemen pengelolaan yang praktis dan mudah dipahami oleh tim proyek. Contoh inovasi adalah dalam Perencanaan proyek karena dalam manajemen proyek ini yang bagian yang terpenting adalah perencanaan," imbuhnya.
Jika perencanaan terancang dengan baik maka tahap selanjutnya akan mudah terlaksana dengan baik. Seperti dalam sebuah bangunan tahap perencanaan diibarakan seperti fondasi, jika fondasi terancang dengan baik maka tahap pembangunan beriutnya akan baik.
Pada tahap perencanaan ada beberapa langkah yang harus dirancang dan akan menjadi dasar pelaksanaan. Dalam P5 tahap perencanaan meliputi pembentukan tim, indentifikasi kesiapan, merancang tema proyek, dimensi dan alokasi waktu, menyusun modul dan strategi pelaporan. Oleh Rosmala Dewi, kesemuanya itu ia menyebutnya dengan istilah BIMA yang merupakan singkatan dari Bentuk, Identifikasi, Merancang, dan Atur.
"Bentuk dapat diterjemahkan dengan membentuk tim proyek, Identifikasi dapat diartikan kesiapan sekolah dalam melaksanakan proyek dengan menggunakan analisis SWOT, merancang dapat diartikan menyusun tema, dimensi, alokasi waktu dan modul, sedangkan Atur dapat diartikan mengatur strategi Pelaporan," imbuhnya.
Manajemen BIMA ini mampu menyelesaikan permasahan yang dihadapi serta menjadi solusi untuk mengatasi kecemasan akan kegagalan dalam implemenasi P5 di UPT SDN 035 Indrapuri.
"Dengan hadirnya inovasi menejemen BIMA dampak yang dirasakan tidak hanya oleh kepala sekolah dan guru saja, namun terkhusus lagi berdampak baik terhadap pesera didik. Dampak positif yang dirasakan oleh kepala sekolah yaitu memudahkan dalam melakukan pengelolaan proyek. Guru menjadi mudah memahami langkah dan alur kegiatan yang akan mereka lakukan sehingga proyek berjalan dengan baik dan terarah. P5 yang terarah tentunya pesera didik dapat mengikuti dengan baik pula,"tandasnya.
Editor : Banda Haruddin Tanjung