Tradisi Bakar Tongkang Etnis Tionghoa di Bagansiapiapi, Kini Rezeki ke Darat

Nanda
Perayaan Bakar Tongkang (Foto Ist)

ROHIL,iNewsPekanbaru.id - Warga etnis Tianghoa kembali kembali tumpah ruah mendatangi Kota Bagansiapiapi, Ibu Kota Kabupaten Rokan Hilir (Rohil), Riau untuk memeriah tradisi Bakar Tongkang. Puluhan ribu warga mengikuti perayaan puncak Bakar Tongkang 2024 pada hari ini (22/6/2024).

Tidak hanya etnis Tianghoa dari Riau yang datang untuk perayaan budaya tahunan ini. Mereka datang dari berbagai daerah di Tanah Air dan juga mancanegara

Mereka berkumpul di "Cina Town" untuk memeriah Tradisi Bakar Tongkang. Tradisi Bakar Tongkang ini dilakukan untuk memperingati kehadiran masyarakat Tionghoa ke Bagansiapiapi pada tahun 1820 silam yang datang dari Negeri Tiongkok menggunakan kapal ke daerah yang berjuluk Negeri Seribu Kubah itu.

Event pariwsita ini digelar 20 sampai 22 Juli 2024. Kegiatan kebudayaan yang juga dibarengi ritual keagamaan ini berjalan cukup meriah.Puluhan ribu warga dari berbagai negara seperti, Malaysia, Tiongkok, Thailand, Singapura dan lainnya memadati lokasi acara.

Mereka memadati Ing Hok Kiong, klenteng tertua di Rokan Hilir itu. Di mana disana ada kapal replika. Kapal atau tongang yang ukurannya cukup besar inilah nantinya yang akan diarak  keliling kota Bagansiapi – api. 

Kapal warna warn yang di tengahnya ada dia tiang layar ini dibawa dengan cara dipikul beramai ramai. Sementara warga Tionghoa lain ada yang berada dibarisan depan dan belakang reflika kapal. Mereka terus memanjatkan doa doa sambil membakar puluhan ribu dufa.

Sementara alunan musik Tionghoa terus bergema tiada henti. Bagi warga Tionghoa yang tidak ikut dalam pawai, mereka menunggu di depan rumah. Mereka memberikan aneka minuman botol dan kaleng bagi siapa saja yang melintas.

Kemudian kapal reflika yang diarak ini  diletakkan di tengah lapangan yang sudah disiapkan. Tibalah yang ditunggu bagi warga Tianghoa yakni menyaksikan ke mana arah jatuhnya tiang di kapal replika. Ternyata untuk tahun ini tiang jatuh ke arah laut.

"Menurut kepercayaan warga Tionghoa Bagansiapiapi, arah jatuhnya tiang menunjukkan keselamatan dan peruntungan usaha. Di mana peruntungan tahun ini berada di darat berdasarkan jatuhnya tiang," ucap Kepala Dinas Pariwisata Riau, Roni Rahmat.

Bagi warga Tionghoa, ritual bakar tongkang atau biasa disebut Sio Ong Cuan merupakan salah satu bentuk ungkapan terima kasih atas segala yang diberikan Sang Pencipta. Tradisi ini sudah berjalan sekira satu abad.

“Kini iven Bakar Tongkang tidak lagi menjadi milik masyarakat Tionghoa di Bagan Siapi-api saja, namun saat ini Bakar Tongkang merupakan simbol dan pesta budaya lokal bahkan sudah menjadi agenda wisata nasional dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI,” imbuh Roni.

Dengan adanya prosesi Festival Bakar Tongkang ini diharapkan dapat menghidupkan sendi-sendi perekonomian rakyat, menggerakkan sektor pariwisata dan pendapatan asli daerah, serta mengangkat wisata budaya potensial Provinsi Riau dalam mensukseskan program Pemerintah di sektor Pariwisata Nasional. 

“Berdekade lalu, daerah ini bahkan dikenal sebagai penghasil ikan nomor dua di dunia setelah Bergen, di Norwegia. Bagansiapi-api juga pernah tersohor sebagai kawasan dengan dermaga paling banyak di seluruh nusantara,”tukasnya.

Dalam kegiatan ini juga dihadiri Kapolda Riau Irjen M Iqbal, Bupati Rohil Afrizal Sintong Kapolres Rohil AKBP Adrian Pramudianto."Budaya seperti ini sanat bagus dan terus dilestarikan," kata Kapolda.

Sementara tahun lalu, tiang layar  jatuh ke laut. Artinya mereka mempercayai untuk mencari rezeki di air.  

 

 

 

 

 

Editor : Banda Haruddin Tanjung

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network