Abrasi di Inhil Lenyapkan 1.600 Hektare Kebun Kelapa Petani, Ini Langkah Pemerintah
INHIL,iNewsPekanbaru.id – Harapan ribuan warga di Kuala Selat, Indragiri Hilir (Inhil), Riau, untuk mendapatkan penghidupan dari kebun kelapa kini musnah. Bencana abrasi laut yang masif telah menghancurkan lahan produktif mereka, meninggalkan setidaknya 1.600 hektar kebun kelapa yang hanya menyisakan tunggul-tunggul pohon.
Pohon kelapa yang dahulu menjadi penopang ekonomi masyarakat pesisir tersebut kini mati total dan tidak lagi dapat diselamatkan.
Menghadapi krisis ekologi dan ekonomi ini, program Mangrove for Coastal Resilience (M4CR) atau Mangrove untuk Perlindungan Pesisir dan Kesejahteraan Masyarakat dibawah Kementerian Kehutanan segera mengambil langkah strategis. Program ini akan merehabilitasi total 429 hektar lahan pesisir di Kuala Selat dengan penanaman mangrove.
"Sebanyak 1.600 hektar kebun kelapa masyarakat habis mati keseluruhannya. Itu tidak bisa dipulihkan kecuali dengan rehabilitasi mangrove," kata Arif Fahrurozi, PPIU Manager M4CR Provinsi Riau belum lama ini
Rehabilitasi M4CR telah dimulai sejak 2024 dengan penanaman seluas 124 hektar. Sisanya, seluas 324 hektar, ditargetkan rampung sepanjang tahun ini.
Program penanaman mangrove ini membawa dua harapan besar:
Benteng Alam: Mangrove akan berfungsi sebagai pelindung pantai alami yang efektif menahan gelombang dan mencegah abrasi lebih lanjut, menggantikan fungsi kelapa yang telah hilang.
Sumber Penghidupan Baru: Kehadiran ekosistem mangrove diharapkan dapat membuka peluang ekonomi baru bagi warga setempat, misalnya melalui perikanan tangkap atau ekowisata berbasis mangrove.
Dengan upaya ini, Kuala Selat berharap dapat memulihkan garis pantainya dan membangun kembali kemandirian ekonomi warganya.
Editor : Banda Haruddin Tanjung