Gandeng Bank Indonesia, Pemprov Riau Gelar Pasar Murah

PEKANBARU, iNewsPekanbaru - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau bersama Bank Indonesia (BI) Provinsi Riau menggelar pasar murah di Jalan Naga Sakti, Kecamatan Binawidya, Kota Pekanbaru, pada Jumat (17/5/2024). Pasar murah ini menyediakan berbagai komoditas dengan harga yang jauh lebih rendah dibandingkan harga pasar.

Komoditas yang tersedia di pasar murah meliputi beras, telur ayam ras, tepung terigu, minyak goreng, serta gula pasir. Misalnya, beras merek Belida seberat 10 kilogram dijual seharga Rp 128.000, sementara di pasar biasa harganya hampir Rp 150.000. Minyak goreng Bimoli 2 liter dijual seharga Rp 33.000, sedangkan di pasar dijual seharga Rp 38.000. Gula pasir merek Gulaku 1 kilogram dijual seharga Rp 16.000, sedangkan di pasar harganya Rp 18.000. Telur ayam ras sepapan (30 butir) dijual seharga Rp 52.000, sedangkan di pasar dijual seharga Rp 57.000.

Baca Juga

Tekan Inflasi, Pemprov Riau Anggarkan Rp1,3 M Untuk Pasar Murah

Warga setempat tampak gembira karena bisa mendapatkan harga sembako dengan harga miring. Diana (23),  warga setempat, menyampaikan bahwa dirinya sangat terbantu dengan diadakannya pasar murah tersebut. 

"Senang dengan diadakannya pasar murah ini karena harga barang yang dijual sangat terjangkau dari yang biasanya kita beli di pasar, jadi sangat membantu untuk perekonomian keluarga," ujar Leni.

Warga menyatakan bahwa pasar murah i

Baca Juga

Pemprov Riau Gelar Pasar Murah, Ini Lokasinya

ni telah dua kali diadakan di dusunnya dan berharap agar pemerintah dapat menyelenggarakan pasar murah ini minimal satu tahun sekali. "Ini yang kedua kalinya pasar murah diadakan di wilayah ini dan sangat membantu sekali. Harapan kami, pasar murah ini bisa diadakan satu tahun sekali untuk membantu masyarakat," tambah Ida, ibu dua anak ini.

Pasar murah ini merupakan bagian dari upaya Pemprov Riau dan BI untuk meringankan beban masyarakat dalam memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari, terutama di tengah kondisi ekonomi yang terus meningkat kebutuhannya.

Editor : Banda Haruddin Tanjung