PEKANBARU,iNewsPekanbaru.id – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau resmi menaikkan status kewaspadaan! Di tengah terjangan cuaca ekstrem dan puncak musim hujan, sebuah peta kerentanan bencana hidrometeorologi yang mengkhawatirkan telah. Dari pendataan, menunjukkan bahwa ada 206 desa/kelurahan di seluruh Riau ditetapkan sebagai zona merah rawan banjir dan tanah longsor, tersebar di 116 kecamatan di 12 kabupaten dan kota.
Angka fantastis ini diungkap oleh Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Riau (Gubri), SF Hariyanto, usai memimpin Rapat Koordinasi Tindak Lanjut Arahan Presiden RI mengenai Mitigasi Bencana Hidrometeorologi di Gedung Daerah Riau, Senin (8/12/2025).
Plt Gubri SF Hariyanto menegaskan bahwa langkah mitigasi ini adalah respons langsung terhadap instruksi Presiden. Pemetaan detail ini menjadi fondasi untuk aksi cepat di lapangan.
"Berdasarkan data yang ada, 206 desa dikategorikan rawan banjir dan tanah longsor. Ini adalah angka yang tidak kecil. Data ini harus menjadi peringatan keras bagi kita semua untuk memastikan kesiapsiagaan berjalan secara maksimal dan cepat," ujar Plt Gubri, menekankan urgensi situasi.
Pembagian kerawanan menunjukkan sebaran risiko yang signifikan:yakni 170 desa di 93 kecamatan rawan banjir. 36 desa di 23 kecamatan rawan tanah longsor
Secara spesifik, Plt Gubri juga menyoroti empat wilayah yang berada dalam ancaman tertinggi dan diinstruksikan untuk ekstra waspada di Kabupaten Kampar, Kabupaten Rokan Hulu (Rohul), Kabupaten Pelalawan, dan Kota Pekanbaru
SF Hariyanto meminta seluruh pemerintah daerah untuk segera meninggalkan 'zona nyaman' dan mengambil langkah-langkah antisipasi konkret di lapangan. Tujuannya jelas: meminimalkan dampak buruk dan menghindari risiko bencana hidrometeorologi yang mengintai Riau.
"Antisipasi harus dilakukan di seluruh tingkatan. Kewaspadaan harus ditingkatkan demi keselamatan masyarakat," pungkasnya, menggarisbawahi pentingnya kolaborasi dan kesiapsiagaan di masa krisis ini.
Editor : Banda Haruddin Tanjung
Artikel Terkait
