Kampar, iNewsPekanbaru.id - Banjir melanda permukiman warga di Desa Tanjung Rambutan, Kecamatan Air Tiris, Kabupaten Kampar, pada Minggu (2/3/2025). Banjir ini disebabkan oleh meluapnya Sungai Kampar setelah pintu bendungan PLTA Koto Panjang dibuka. Hal ini terpaksa dilakukan akibat tingginya debit air dari hulu sungai yang membuat waduk melimpah, berdampak pada permukiman warga yang berada di hilir, termasuk Desa Tanjung Rambutan.
Banjir tersebut menggenangi rumah-rumah warga, masjid, dan akses jalan menuju permukiman. Ketinggian air bervariasi, antara 50 sentimeter hingga 1 meter. Beberapa warga, termasuk anak-anak, terlihat bermain air dan berendam, sementara sebagian lainnya beraktivitas menggunakan perahu atau pelampung untuk berkeliling.
Menurut Sudirman (50), salah seorang warga yang rumahnya terendam, ini adalah pertama kalinya banjir terjadi selama bulan Ramadan. "Dulu juga sudah pernah banjir di sini, tahun 2019. Tapi kan tidak di bulan puasa. Baru kali ini banjir datang pas bulan puasa," ujarnya
Banjir kali ini dianggap lebih parah dibandingkan sebelumnya. Meskipun rumah Sudirman terletak sekitar 1 kilometer dari Sungai Kampar, air di dalam rumahnya mencapai ketinggian sekitar 50 sentimeter, sementara rumah yang lebih dekat dengan sungai terendam air setinggi 1 meter.
Sudirman dan keluarganya mengungsi ke rumah anaknya yang tak jauh dari rumah mereka. Semua barang-barang rumah tangga sudah diselamatkan dan ditempatkan di tempat yang lebih tinggi. "Untuk berbuka puasa dan sahur, kami mengungsi ke rumah anak, kami mengungsi ke sana," katanya.
Dampak banjir ini meluas ke empat dusun di Desa Tanjung Rambutan. Tiga di antaranya hampir seluruh rumah warganya terendam air, dengan sekitar 250 kepala keluarga (KK) terdampak. Meski sudah seharian dilanda banjir, Sudirman mengeluhkan belum ada bantuan yang datang dari pihak pemerintah. "Sampai sore ini belum ada satupun nampak dari pemerintah yang datang melihat kami. Yang kami butuhkan itu bantuan makanan, karena tak bisa bekerja. Apalagi sekarang bukan puasa," ungkapnya.
Samsiar (64), warga lainnya yang juga terdampak banjir, mengungsi ke rumah saudaranya karena rumahnya terendam air. "Saya mengungsi ke rumah saudara, karena di sana masih aman dari banjir," ujarnya. Samsiar mengaku masih bisa memasak di rumahnya yang terendam air, kemudian membawa masakan untuk berbuka puasa di rumah saudaranya.
Seperti Sudirman, Samsiar juga berharap ada bantuan dari pemerintah yang bisa meringankan beban warga yang terdampak banjir. Warga setempat berharap bantuan sembako dapat segera disalurkan untuk mengatasi kelangkaan bahan makanan akibat terhambatnya aktivitas mereka akibat banjir.
Editor : Banda Haruddin Tanjung
Artikel Terkait