iNewsPekanbaru.id - Literasi Numerasi Kelas Awal Rembug (LiNKAR) merupakan Proyek Fasda perubahan Tanoto Foundation sebagai salah satu usaha untuk meningkatkan kompetensi guru dalam menerapkan konsep literasi dan numerasi di kelas awal pada masing-masing satuan pendidikan di Kecamatan Siak dan Mempura Kabupaten Siak.
LiNKAR telah beberapa kali mengadakan pertemuan workshop. Pertemuan pertama kegiatan on boarding pada tanggal 3 Agustus 2023 di SDN 05 Kampung Dalam Kecamatan Siak, Kabupaten Siak. Roliah salah satu anggota kelompok LiNKAR dan sekaligus Fasda Program PINTAR Tanoto Foundation mengatakan LiNKAR telah beberapa kali mengadakan pertemuan. Pertemuan perdana silaturahmi menuju perubahan pembelajaran literasi dan numerasi bermakna yang di pimpin oleh ketua proyek Sri Safni, yang merupakan Fasda MBS SD dan Suhelia Yanuarmi, M.Pd (Fasda Bahasa Indonesia SD).
“Pertemuan perdana LiNKAR dihadiri oleh kepala sekolah dan guru bersama tim pengembang serta melibatkan pemangku kepentingan bekerjasama untuk pelaksanaan dan penyelesaian program, fokus pertama pada pengenalan proyek,” jelas Rohila belum lama ini kepada iNesPekanbaru.id.
Pertemuan kedua dilanjutkan pada tanggal 12 Agustus 2023 masih di lokasi sama SDN 05 Kampung Dalam, Kecamatan Siak Kabupaten Siak. Pertemuan kedua fokus pada penanaman konsep literasi guru kelas awal dan pengembangan media pembelajaran literasi. Worksop literasi ini difasilitasi oleh fasilitator nasional (Fasnas) Siti Julaikah spesialisasi fasilitator kelas awal dari Kota Pekanbaru. Workshop ini berfokus kepada diskusi tentang kebutuhan guru dalam menerapkan konsep literasi.
"Guru mempraktikkan kegiatan pembelajaran literasi yang menyenangkan menggunakan media sederhana (kartu kata, kartu gambar, tebak gambar, bermain peran, pesan berantai). Guru dibekali dengan cara membuat big book untuk digunakan ketika kegiatan pembelajaran,” jelas Roliah
Pada Pertemuan ketiga fokus membahas numerasi yang difasilitasi oleh fasilitator daerah kabupaten Siak Suhelia Yanuarmi, M.Pd., proyek dengan ciri khas nama rembug (diskusi) tentang kebutuhan guru dalam menerapkan konsep numerasi. Guru mempraktikkan kegiatan pembelajaran numerasi yang menyenangkan menggunakan media sederhana (batu, stik es krim, kancing baju, tutup botol, lidi, kartu domino). Guru juga dibekali dengan skenario kegiatan pembelajaran MIKiR (Mengalami, Interaksi, Kominikasi dan Refleksi) dan template pengembangan media pembelajaran numerasi untuk persiapan ketika mentoring visit.
Selain workshop, LiNKAR juga melakukan mentoring visit ke sekolah peserta workshop untuk melihat pelaksanaan pembelajaran literasi dan numerasi di kelas awal. Sebanyak empat sekolah di Kecamatan Siak dan 4 sekolah di Kecamatan Mempura yang dikunjungi. Pengamatan guru kelas satu materi numerasi dan guru kelas dua materi literasi. Untuk sekolah yang tidak dikunjungi, guru kelas awal tetap mengirimkan skenario dan pengembangan media pembelajarahn serta mengisi instrumen refleksi.
Kegiatan proyek LiNKAR juga melakukan refleksi dan rencana tindak lanjut, serta menyusun rekomendasi untuk meningkatkan literasi dan numerasi di kelas pada masa yang akan datang. Kegiatan diskusi yang menjadi moderator adalah Roliah (Fasda kelas awal) dan narasumber Suhelia Yanuarmi.
Pada kegiatan refleksi guru menuliskan kekuatan dan kelamahan metode pembelajaran literasi numerasi yang telah dilakukan. Menyampaikan hal baik yang sudah dipelajari workshop, hal baik apa saja yang sudah diterapkan dan pengembangan selanjutnya yang akan dilakukan untuk menerapkan kegiatan literasi dan numerasi disetiap mata pelajaran supaya lebih baik lagi.
Proyek LiNKAR berharap dengan workshop dan pendampingan yang telah dilakukan dapat meningkatkan keterampilan guru dalam memfasilitasi peserta didik, maka diharapkan dapat meningkat pula ketarampilan siswa dalam penerapan konsep.
"Penerapan konsep literasi numerasi melalui strategi yang diperkenalkan oleh Tanoto Foundation adalah pembelajaran MIKIR serta didukung media pembelajaran di lingkungan sekitar dapat mengembangkan keterampilan siswa untuk memecahkan masalah sehari-hari yang berhubungan dengan literasi numerasi dimulai dari kelas awal,” jelas Roliah.
Sehingga sampai di kelas tinggi siswa sudah terbentuk fondasi dan pembiasaan literasi numerasinya, memiliki keterampilan numerasi literasi yang baik untuk mengikuti asesmen nasional. Hal baik ini tentunya akan meningkatkan hasil asesmen nasional dan rapor mutu sekolah .
Editor : Banda Haruddin Tanjung
Artikel Terkait