PEKANBARU iNews.id - Petugas Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau dan petugas Balai TNTN mengevakuasi anak Tapir (Tapirus Indicus) dari Desa Gunung Melintang, Kabupaten Kuantan Singingi.
Kepala Bidang BBKSDA Wilayah I Riau, Andri Hansen Siregar mengatakan, saat ini anakan tapir sudah dievakuasi ke kandang transit Satwa Balai Besar KSDA Riau di Pekanbaru untuk pemeriksaan medis oleh tim medis.
Andri menjelaskan, kronologinya berawal pada Rabu (22/3) Balai Besar KSDA Riau menerima laporan dari petugas Balai TNTN ada anak tapir yang ditemukan warga setempat dalam keadaan terperangkap di sebuah lubang.
"Warga mengatakan diduga anak tapir ditinggal induknya," terang Andri, Jumat (24/3/2023).
Kemudian, oleh warga setempat asal Sumut bermarga Tompul berinisiatif menyelamatkan dan membawa ke rumahnya untuk dirawat sementara.
"Anak tapir itu sempat dirawat selama seminggu kemudian dilaporkan kepada petugas Balai TNTN dan informasi diteruskan ke Balai Besar KSDA Riau," ucap Andri.
Pada hari Kamis (23/3) petugas Balai Besat KSDA Riau bersama petugas Balai TNTN datang ke lokasi untuk mengevakuasi anakan tapir dan membawanya ke Kandang Transit Satwa Balai Besar KSDA Riau.
"Dibawa ke Pekanbaru untuk diperiksa tim medis Balai Besar KSDA Riau," ujar Andri.
Andri mengatakan, tim medis melaporkan anakan tapir berjenis kelamin betina, usia sekitar 3 bulan dan masih menyusui.
"Kondisi fisik agak kurus, namun dalam keadaan sehat dan masih menunjukan tanda-tanda yang normal," jelas Andri.
Saat ini bayi tapir sudah berada di kandang transit, untuk dirawat dan menjalani rehabilitasi secara intens oleh Tim medis.
"Setelah memungkinkan nantinya akan dilepaskan apabila dinyatakan layak untuk dilepasliarkan," kata Andri.
Andri mengucapkan terima kasih kepada seluruh masyarakat Desa Gunung Melintang atas upaya penyelamatan bayi tapir yang tertinggal sama induknya.
"Tapir ini menjadi salah satu satwa langka dan dilindungi di Indonesia dan International Union for Conservation of Nature (IUCN) sejak tahun 2008 telah menyatakan bahwa spesies satwa ini terancam punah sehingga diperlukan berbagai upaya konservasi untuk mempertahankan keberadaannya, terutama dalam hutan-hutan alam yang menjadi habitat aslinya," pungkasnya.
Editor : Banda Haruddin Tanjung
Artikel Terkait