Viral! Siswi Berkelahi di Kampar Jadi Tonton, Polisi: Akibat Minimnya Pengawasan Orangtua dan Guru

KAMPAR,iNewsPekanbaru.id – Sebuah video perkelahian antar siswi viral di media sosial (medsoso)dan menuai keprihatinan publik. Aksi itu diketahui terjadi di salah satu wilayah di Kabupaten Kampar, Riau. Dalam video yang beredar luas, tampak sejumlah siswi saling jambak dan baku hantam, sementara warga sekitar hanya menonton dan bahkan menyemangati.
Dalam cuplikan video berdurasi beberapa detik itu, terlihat dua siswi mengenakan seragam merah putih dan abu-abu putih terlibat perkelahian fisik di ruang terbuka pada siang hari. Di potongan video lain, tampak seorang siswi berseragam putih abu-abu bertarung dengan siswi berpakaian hitam hijau, diduga masih mengenakan seragam pramuka.
Ironisnya, perkelahian tersebut disaksikan sekelompok orang yang tidak berusaha melerai, bahkan terdengar sorakan dari penonton yang memberikan semangat kepada para pelajar yang terlibat dalam duel tersebut.
Kasat Reskrim Polres Kampar, AKP Gian Wiatma, membenarkan bahwa kejadian tersebut memang terjadi di wilayah hukum Kabupaten Kampar. Ia menyebutkan bahwa tindakan tersebut merupakan bentuk kenakalan remaja yang terjadi akibat minimnya pengawasan dari orang tua dan pihak sekolah.
“Betul, kejadian di Kampar. Ini bentuk kenakalan remaja karena tidak ada pengawasan dari orang tua dan guru,” ujar Gian saat dikonfirmasi pada Selasa (27/5/2025).
Gian menyayangkan sikap masyarakat yang hanya menonton tanpa berupaya melerai atau menghentikan aksi kekerasan yang melibatkan pelajar tersebut.
“Masyarakat setempat hanya membiarkan dan menonton. Ini sangat kita sesalkan,” tambahnya.
Pihak Polres Kampar telah menerima laporan terkait peristiwa tersebut dan tengah melakukan pemeriksaan terhadap saksi-saksi yang ada. Dugaan awal, perkelahian tersebut dipicu oleh kesalahpahaman antar pelajar.
“Laporan sudah kami terima dan saat ini sedang pemeriksaan saksi-saksi. Motif sementara diduga karena salah paham,” jelas Gian.
Polisi menegaskan bahwa tindakan kekerasan, meskipun dilakukan oleh pelajar, tetap tidak bisa dibenarkan. Langkah pembinaan, mediasi, dan koordinasi dengan sekolah serta orang tua akan diambil untuk menyelesaikan kasus ini secara menyeluruh.
Editor : Banda Haruddin Tanjung