iNewsPekanbaru-id - Keberhasilan seorang pendidik dalam melaksanakan tugasnya di dalam kelas ditunjang oleh bagaimana mempersiapkan modul ajar yang menarik dan menyenangkan. Sehingga peserta didik bisa menerima dan berperan aktif dalam mengikuti pembelajaran di kelas. Dalam prakteknya hal terpenting agar peserta didik lebih interaktif mengikuti proses pembelajaran adalah penggunaan media yang sesuai dengan materi yang diajarkan.
Penggunaan media yang dimaksud bisa berupa kunjungan lapangan. Peserta didik dibawa secara langsung pada media alam yang sesungguhnya. Seperti yang dilaksanakan di Sekolah UPT SD Negeri 020 Sibuak Kecamatan Tapung, Kabupaten Kampar, Riau, khusus peserta didik kelas 6 pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam IPA.
Aris, S.Pd guru kelas 6 UPT SDN 020 Siuak Kecamatan Tapung, Kabupaten Kampar, mengatakan mata pelajaran IPA dengan tema 1 Selamatkan Makhluk Hidup Sub tema Tumbuhan Sahabatku, Materi Perkembangbiakan Tumbuhan Jagung,
“Peserta didik langsung dibawa ke perkebunan sayuran, kacang, mentimun, kangkung dan jagung yang berada tidak jauh dari lingkungan sekolah,” tutur Aris belum lama ini.
Pembelajaran sebelumnya Aris, sudah beberapa kali menggunakan media alam seperti pengamatan pada tanaman bunga sempurna dan tidak sempurna. Peserta didik dibawa berpetualang ke rumah-rumah yang terdapat berbagai tanaman bunga, melalui kegiatan tersebut peserta didik terlihat sangat asyik dan interaktif dengan kelompoknya melakukan pengamatan secara langsung.
Pada pembelajaran kali ini Aris, mengajak peserta didik secara langsung ke area perkebunan, dengan tujuan peserta didik dapat secara langsung bisa mengadakan pengamatan dan berinteraksi dengan pemilik kebun.
“Peserta didik bisa melihat langsung proses penanaman dari awal sampai masa panen, dengan mengisi lembar kerja peserta didik yang sudah dibuat guru pendamping sebagai panduan pengamatan, hasil pengamatan dipresentasikan di depan kelas sesuai kelompoknya masing-masing,” tutur Aris, S.Pd yang merupakan Fasilitator daerah Program PINTAR (Pengembangan Inovasi untuk Kualitas Pembelajaran) Penggerak Tanoto Foundation.
Beberapa langkah yang dipersiapkan sebelum kegiatan dimulai seperti pembagian kelompok, penyusunan Lembar Kerja Peserta Didik LKPD dan izin kepada pemilik kebun untuk bersedia diwawancarai peserta didik.
Keesokan harinya seperti yang sudah disiapkan tepat pukul 08.00 WIB setelah peserta didik melakukan kegiatan rutin literasi pagi dengan membaca buku-buku yang ada di pojok baca kelas. Peserta didik berkumpul untuk menerima arahan sebelum berangkat ke area perkebunan, kemudian setiap kelompok di berikan LKPD untuk diisi sebagai petunjuk dalam melakukan pengamatan.
Seluruh peserta didik berangkat bersama-sama sesuai kelompoknya. Sesampainya dikebun peserta didik bisa melihat langsung jenis tanaman yang ditanam di kebun seperti kacang, mentimun dan kangkung. Peserta didik dapat melihat pemeliharaan dan penyiraman tanaman, setelah mendapat izin dari pemilik kebun, guru memberikan waktu pada setiap kelompok untuk melakukan pengamatan terhadap bagian-bagian tanaman jagung. Setelah selesai melakukan pengamatan kemudian melakukan wawancara dengan pemilik kebun tentang proses penanaman Jagung dari awal sampai panen.
Kegiatan selanjutnya setiap kelompok berdiskusi untuk menyusun hasil pengamatan dan wawancara untuk dipresentasikan didepan kelas dengan pembagian tugas setelah seluruh kelompok mendapat giliran untuk melaporkan hasil pengamatan dan wawancara melalui diskusi didepan kelas. Salah satu peserta didik, Olivia Natasya merasa senang dengan kunjungan lapangan ini.
“Saya merasa senang pak, karena saya bisa lebih tahu dan paham secara langsung bagaimana proses perkembangbiakan tanaman jagung, pokoknya asyik sekali.” tutur Olivia
Peserta didik lainnya Azam Cahya Prima suka dengan belajar diluar kelas, “ Saya lebih suka belajar diluar kelas pak karena lebih leluasa berinteraksi dengan teman-teman,” tutur Azam.
Alam memberikan banyak hal yang dibutuhkan peserta didik dalam mengikuti pembelajaran, tergantung bagaimana seorang guru bisa kreatif dan berinovasi mengemas model pembelajaran sehingga peserta didik merasa senang dan interaktif dalam mengikuti pembelajaran.
“Maka tidak ada kata tidak bisa , mahal bagi seorang guru dalam membuat media pembelajaran karena alam merupakan media pembelajaran sederhana, murah dan mengasyikkan,” tutur Aris.
Editor : Banda Haruddin Tanjung