UIR Bentuk Satgas Kekerasan Seksual, Datangi Asrama Mahasiswa
![header img](https://img.inews.co.id/media/600/files/networks/2022/10/29/02731_pelecehan-di-kampus-uir.jpg)
Pekanbaru iNews.id - Pihak Universitas Islam (UIR), menegaskan tidak akan menutup nutupi terkait dugaan pelecehan seksual yang diduga terjadi kampus mereka. Untuk mencari fakta, pihak UIR membentuk tim khusus.
Kabag Humas dan Protokoler UIR, Harry Setiawan mengatakan bahwa Satgas yang dibentuk adalah KSPI (Kekerasan Seksual, Perundungan, dan Intoleransi).
"Tim Satgas KSPI UIR memberikan respon untuk segera melakukan investigasi atas dugaan tindakan pelecehan seksual yang diterima terduga korban yang merupakan mahasiswa peserta PMM (Pertukaran Mahasiswa Merdeka) dari salah satu universitas islam di Jakarta," jelas Harry Sabtu (29/10/2022).
Terkait kasus ini sudah dilakukan rapat terbatas yang dipimpin Wakil Rektor (WR) III. UIR, Admiral. Dijelaskannya, Tim mengagendakan pengumpulan informasi dari Tim Pengelola PMM dari UIR, psikolog dari Fakultas Psikologi UIR dan pengelola asrama.
Pelecehan seksual diduga terjadi di asrama mahasiswa UIR. Diduga mahasiswa asal Jakarta itu disodomi oleh dua orang.
"Seperti yang kita ketahui bersama, asrama UIR itukan aktifitas kerohaniannya sangat baik, dimulai dari aktifitas maghrib mengaji, sholat berjamaah, dan aktifitas keislaman lainnya. Kita harus bertindak cepat untuk segera menemukan fakta yang sebenarnya,” tegas WR III, Admiral.
Wira Atma Hijri, Ketua Tim mendatangi asrama untuk memeriksa segala bukti dan saksi serta mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya.
"Untuk mahasiswa yang diduga korban pelecehan telah kembali berkumpul dengan keluarganya di Jakarta dan Universitas Islam Riau melalui pengelola program PMM tetap melakukan komunikasi intens kepada keluarga dan diduga korban dalam upaya pendampingan," imbuhnya.
Seperti diketahui seorang mahasiswa diduga megalami pelecehan seksual di asrama UIR. Mahasiswa ini diduga disodomi dua orang. Kasus ini sempat viral di media sosial twitter. Setelah kejadian, orangtua korban menjemput anaknya di Pekanbaru.
Editor : Banda Haruddin Tanjung