Korban Banjir Agam Butuh Uluran Tangan

Nanda
Pasca-Banjir Bandang di Agam Sumatera Barat kondisi luluh lantak (foto iNewsPekanbaru. id)

AGAM, iNewsPekanbaru.id- Bencana banjir bandang dan tanah longsor kembali menorehkan duka di Sumatera Barat. Desa Salareh Aia, Kecamatan Palembayan, Kabupaten Agam, luluh lantak dihantam musibah yang terjadi pada Kamis (27/11/2025) sore.

 Ratusan warga kini berjuang bertahan di posko-posko pengungsian seadanya setelah tempat tinggal mereka rata dengan lumpur.

Sejak hari pertama, respons cepat datang dari aparat keamanan. Pantauan pada Selasa (2/12/2025) menunjukkan personel gabungan TNI dan Polri dari berbagai kesatuan, termasuk bantuan dari Polda Riau, bahu-membahu menembus medan sulit. Mereka menjadi garda terdepan dalam evakuasi korban dan sekaligus penyedia logistik utama di posko-posko darurat.

Namun, di tengah kesibukan heroik aparat, sorotan tajam mengarah pada absennya figur pemimpin daerah. Bupati Agam dan Gubernur Sumbar tidak terlihat di lokasi, meninggalkan pertanyaan besar dan kekecewaan di benak para korban. Kehadiran pejabat di masa krisis adalah penawar beban psikologis, dan ketiadaan mereka di Palembayan terasa seperti janji yang tak tertunaikan, menambah luka batin warga yang sudah terpuruk.

Ilham, salah seorang penyintas, mewakili ratusan korban yang mengungsi. Ia mengakui, bantuan makanan dan minuman dari kepolisian sudah sangat membantu. 

"Kalau makan dan minum kami sudah dibantu bapak-bapak polisi," ujarnya. Akan tetapi, kebutuhan kini telah bergeser dan semakin mendesak. Pakaian layak pakai menjadi prioritas karena harta benda mereka habis disapu lumpur. Yang paling krusial, kelompok rentan seperti balita sangat membutuhkan perlengkapan spesifik, termasuk popok, susu, dan pakaian hangat, agar mereka tidak menjadi korban kedua dari bencana ini.

Tragedi terjadi begitu cepat, menyapu rumah dan nyawa dalam hitungan menit. Dampak bencana sangat mengerikan; tim evakuasi menemukan jenazah-jenazah berserakan di antara reruntuhan, terseret lumpur hingga puluhan meter. Proses identifikasi dan pemakaman korban menjadi tugas berat yang dibayangi trauma mendalam bagi warga yang menyaksikan kampung halaman mereka terkubur.

Seruan Ilham dan seluruh korban kini ditujukan langsung kepada pucuk pimpinan: Pemerintah Kabupaten Agam, Provinsi Sumbar, hingga Pemerintah Pusat. Mereka merindukan bantuan logistik yang lebih terstruktur dan masif, sekaligus menanti kehadiran serta jaminan bahwa mereka tidak sendirian dalam menghadapi masa pemulihan yang panjang dan penuh ketidakpastian.

Editor : Banda Haruddin Tanjung

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network