Ada Perundungan, Ini Kata Polisi Terkait Penyebab Kematian Siswa SD di Inhu

Nanda
Forensik Ungkap Kematian Siswa SD di Inhu (ist)

PEKANBARU, iNewsPekanbaru.id - Siswa SD berusia 8 tahun menjadi korban perundungan rekan rekannya. Namun polisi memastikan bahwa penyebab kematian korban bukan karena bully atau penganiyaan walau da bekas luka benda tumpul.

Hal itu setelah hari ini Tim Forensik Polda Riau mengeluarkan hasil otopsi . Direktur Reskrimum Polda Riau, Kombes Asep Darmawan didampingi Kapolres Inhu AKBP Fahrian Siregar mnegatakan, dari hasil otopsi Tim Forensik Polda Riau, yang dipimpin oleh AKBP Supriyanto, bersama dr. Muhammad Tagar Indrayana menyampaikan, telah dilakukan pemeriksaan luar dan dalam ditemukan sejumlah luka dan kelainan pada tubuh korban.

"Hasil pemeriksaan da luka diakibatkan oleh benturan benda tumpul di tangan dan paha. Namun, penyebab utama kematian disimpulkan berasal dari infeksi sistemik akut akibat pecahnya usus buntu (appendiks)," ujar Asep di Mapolda Riau Rabu (4/6/2025).
 

Sementara itu Kapolres Indragiri Hulu AKBP Fahrian Saleh Siregar memaparkan, penyidikan peristiwa ini dimulai setelah pihaknya menerima laporan bahwa seorang anak laki-laki (8 tahun) telah meninggal dunia. Korban meninggal dunia pada 26 Mei 2025 di rumahnya di Kecamatan Seberida.

Menurut keterangan dari kedua orang tuanya, sebelum meninggal, korban sempat mengeluh sakit dan sempat dibawa berobat ke tukang urut dan kemudian ke klinik setempat. Namun, kondisinya memburuk hingga akhirnya menghembuskan napas terakhir.

"Sejauh ini kepolisian telah memeriksa sedikitnya 22 saksi, termasuk kedua orang tua korban, dua tukang urut, dua dokter, lima teman sekolah korban, kepala sekolah, serta sejumlah pihak lainnya. Pemeriksaan tersebut bertujuan untuk menyusun rangkaian peristiwa yang menyebabkan kematian korban ", ujar AKBP Fahrian.

Terkait ada sempat isu SARA yang dihembukan,  Dia pun menegaskan bahwa dalam kasus ini tidak ada unsur SARA (Suku, Agama, Ras, dan Antar Golongan). "Jangan percaya isus hoaks yag memecah belah," tegasnya. 

Autopsi Tim Forensik Polda Riau, yang dipimpin oleh AKBP Supriyanto, AMK, SKM, MH, bersama Dokter Spesialis Forensik Dr. dr. Mohammad Tegar Indrayana, Sp.FM. dilaksanakan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Indrasari, Rengat. Proses otopsi dilakukan secara menyeluruh dan berdasarkan fakta-fakta medis serta temuan pendukung lainnya.

Tim Forensik Polda Riau AKBP Supriyanto menjelaskan pihaknya menemukan adanya kebocoran pada appendiks yang menyebabkan peradangan luas di rongga perut (infeksi peritonitis), yang akhirnya memicu kegagalan sistemik dan mengakibatkan kematian.

“Penyebab kematian adalah infeksi sistemik berat akibat pecahnya usus buntu yang menyebabkan infeksi meluas di rongga perut,” jelas AKBP Supriyanto.
 

Editor : Banda Haruddin Tanjung

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network