iNewsPekanbaru.id - Kisah pendirian Kerajaan Tumapel atau Singosari dimulai dengan serangkaian tragedi. Seorang pria bernama Ken Arok menjadi tokoh utama dalam pemberontakan dan pembunuhan Tunggul Ametung, yang saat itu adalah akuwu (penguasa) Tumapel, yang merupakan wilayah di bawah kekuasaan Kerajaan Kediri. Setelah menghabisi Tunggul Ametung, Ken Arok dan pasukannya melanjutkan dengan menggulingkan Raja Kertajaya yang berkuasa di Kerajaan Kediri.
Setelah serangkaian pemberontakan, pembunuhan, dan pengambilalihan kekuasaan, Ken Arok mendirikan kerajaan baru dan menobatkannya sebagai raja. Ia juga menikahi seorang wanita cantik yang sebelumnya telah menjadi istri Tunggul Ametung, pria yang telah ia bunuh menggunakan keris sakti buatan Mpu Gandring.
Wanita itu adalah Ken Dedes, yang telah menarik perhatian Ken Arok ketika ia masih menjadi pengawal Tunggul Ametung. Saat Tunggul Ametung tewas, Ken Dedes tengah mengandung anaknya, yang kemudian diberi nama Anusapati.
Anusapati dibesarkan dalam istana Kerajaan Singosari sebagai anak Ken Dedes dan ayah tirinya, Ken Arok. Namun, seiring bertambahnya usianya, Anusapati mulai merasa bahwa Ken Arok memperlakukannya berbeda dibandingkan dengan anak-anak Ken Arok dengan Ken Dedes yang lain, seperti Mahisa Wunga Teleng, Panji Saprang, Agnibaya, dan Dewi Rimbu. Anusapati merasa curiga dan iri terhadap perlakuan Ken Arok terhadap anak-anaknya yang lain.
Akhirnya, Anusapati memutuskan untuk menanyakan kepada ibunya, Ken Dedes, tentang asal-usulnya karena merasa bahwa Ken Arok bukan ayah kandungnya. Ken Dedes akhirnya memberitahu Anusapati bahwa ayah kandungnya adalah Tunggul Ametung, pria yang telah dibunuh oleh Ken Arok, dan bahwa ia kemudian menikahi Ken Arok. Informasi ini mengguncang Anusapati, yang selama ini merasa adanya jarak emosional antara dirinya dan penguasa Tumapel saat itu.
Yang lebih mengejutkan adalah ketika Anusapati mendengar tentang penyebab kematian Tunggul Ametung, ayah kandungnya. Ken Dedes memberitahu Anusapati bahwa Tunggul Ametung telah dibunuh oleh Ken Arok, ayah tirinya. Mendengar ini, Anusapati semakin terkejut dan, di saat yang sama, Ken Dedes merasa bersalah karena telah memberitahu rahasia ini kepada anak kandungnya.
Anusapati akhirnya tahu bahwa ayah kandungnya telah dibunuh oleh keris sakti buatan Mpu Gandring. Keris ini masih ada dan dimiliki oleh Ken Dedes. Anusapati merasa dendam luar biasa terhadap Ken Arok karena perbuatan ini dan merencanakan untuk membunuhnya.
Anusapati merencanakan pembunuhan Ken Arok menggunakan tangan orang lain, serupa dengan cara yang ia dengar mengenai kematian ayah kandungnya, Tunggul Ametung. Anusapati secara kebetulan memiliki seorang Pangalasan (pejabat) di Desa Batil yang ia panggil. Anusapati memberikan tugas kepada Pangalasan ini untuk membunuh Ken Arok. Keris yang sebelumnya dimiliki oleh Anusapati dipindahkan ke tangan Pangalasan. Sang Pangalasan pun pergi menyelesaikan tugas pembunuhan ini.
Anusapati menyadari risiko besar yang dihadapi dalam rencananya ini. Jika upaya pembunuhan ini gagal, maka konspirasi dan dalang di balik pembunuhan akan terungkap.
Editor : Banda Haruddin Tanjung