Mengembalikan Cahaya dan Harapan: 115 Lansia Tebo Jalani Operasi Katarak Gratis dari Kemensos
TEBO, iNewsPekanbaru.id – Suasana haru dan penuh harapan menyelimuti RSUD Sultan Thaha Saifuddin, Kabupaten Tebo, Jambi, pada awal November 2025. Ratusan lansia berdatangan, didampingi keluarga dan relawan, menanti giliran untuk mendapatkan kembali penglihatan yang jernih.
Kementerian Sosial (Kemensos) RI, melalui Direktorat Rehabilitasi Sosial Lanjut Usia, bersama Sentra Alyatama Jambi dan Persatuan Dokter Spesialis Mata Indonesia (Perdami) Jambi, sukses menggelar Bakti Sosial Operasi Katarak gratis.
Dari 201 calon pasien yang mendaftar dari Kabupaten Tebo dan Bungo, sebanyak 115 lansia dari desil 1-5 (kelompok kurang mampu) dinyatakan layak menjalani operasi.
Wakil Bupati Tebo, Nazar Efendi, menyampaikan apresiasinya saat membuka kegiatan. Ia menegaskan, acara ini adalah bukti nyata gotong royong sosial.
"Kesempatan seperti ini tidak semua daerah mendapatkannya. Ini hasil kolaborasi luar biasa antara Kemensos, Perdami, pemerintah daerah, hingga pihak swasta," ujar Nazar.
Nazar menambahkan, jika dilakukan secara mandiri, biaya operasi katarak bisa mencapai Rp10 juta per pasien. Melalui kegiatan sosial ini, beban masyarakat berkurang drastis, dan harapan baru pun hadir.
Kegiatan bakti sosial ini tidak hanya berhenti pada tindakan medis. Menurut Nazar Efendi, program ini juga mencakup perbaikan fasilitas dasar bagi lansia kurang mampu, seperti MCK dan dapur, serta pemberian dukungan usaha.
Sekretaris Daerah Kabupaten Tebo, Dr. Sindi, memastikan kegiatan ini selaras dengan visi daerah dalam meningkatkan derajat kesehatan dan mendukung misi nasional.
"Pemkab Tebo akan terus bersinergi dengan Kemensos untuk memperluas bantuan bagi lansia, termasuk perbaikan tempat tinggal melalui program Asistensi Rehabilitasi Sosial (Atensi). Data penerima bantuan masih banyak, dan kita akan prioritaskan," jelas Dr. Sindi.
Direktur Rehabilitasi Sosial Lanjut Usia Kemensos, Dr. Suratna, menjelaskan operasi katarak ini memiliki tujuan yang lebih besar dari sekadar kesehatan.
"Ini bukan sekadar soal kesehatan mata, tapi juga soal martabat dan kemandirian. Dengan memulihkan penglihatan, para lansia dapat kembali beraktivitas dan membantu keluarganya," tegas Dr. Suratna.
Ia menyoroti bahwa rasio ketergantungan lansia di Indonesia telah meningkat dari 15,16% (2020) menjadi 17% (2024). Program yang mengembalikan kemandirian lansia, seperti operasi katarak ini, merupakan strategi penting untuk menekan rasio tersebut.
Kepala Sentra Alyatama Jambi, Hendra Permana, menyebut kegiatan ini melibatkan delapan dokter mata profesional serta dukungan penuh dari berbagai lembaga, termasuk Bank Jambi, Pegadaian, BUMD, dan BSI.
Menurut Ketua Perdami Jambi, katarak saat ini merupakan penyebab utama 80% kasus kebutaan di Indonesia, menjadikan Indonesia negara dengan angka kebutaan tertinggi di Asia Tenggara.
"Operasi katarak tidak hanya memulihkan penglihatan, tetapi juga mengembalikan rasa percaya diri dan kemampuan produktif seseorang. Perdami siap terus bekerja sama dengan Kemensos untuk memberantas katarak di Indonesia," tegas Ketua Perdami Jambi.
Di antara keramaian, tampak Hopsah (60) dari Kecamatan Tanah Sepenggal didampingi anaknya, Ismail (37). Ismail mengaku sangat bersyukur atas program gratis ini.
"Kalau dari uang pribadi tidak mampu, jadi kami sangat bersyukur dengan adanya program ini," kata Ismail. "Alhamdulillah, mudah-mudahan Nyai cepat sehat dan bisa melihat lagi."
Kisah sederhana Hopsah menjadi penutup yang menyentuh, menggambarkan esensi sejati dari bakti sosial ini: mengembalikan cahaya penglihatan, menumbuhkan harapan hidup yang lebih produktif.
Editor : Vitrianda Hilba Siregar